Minggu, 27 September 2015

Distance matter, 7056 miles to go, ID to AMS


Guess what am i doing now?
Ain't doing anything at all. So i'll start to post my recent trip. Hope you guys enjoying my post.

Billingual ya, subtitlenya Bahasa.
Ini cerita saya tentang ISCOMS dan sekian perjalanan singkat di Eropa.
...
Tribute to 22nd  International Student Cogress of (bio)Medical Sciences atau ISCOMS 2015, Netherland.

March 2015,
Ini akan menjadi perjalanan perdana saya ke luar negeri dan keluar dari benua Asia. Negara tujuan, Belanda. Negeri penjajah Indonesia selama 350 tahun lamanya dengan sistem rodinya, kincir angin, hampir seluruh wilayahnya berada di bawah permukaan air laut, memiliki sistem dam, sepatu klompen yang khas dari kayu dan bunga tulip. Cuma itu yang saya tahu mengenai Belanda.

April 2015,
Mempersiapkan fisik dan mental untuk sidang.

Tantangan 1:
Bagi waktu untuk mempersiapkan 8 SKS terakhir untuk mendapatkan gelar S.Si sekaligus merampungkan proposal pengajuan dana untuk ISCOMS ke fakultas, Universitas, dan Kemenristek. Inilah juga kali pertama saya membuat proposal pengajuan dana. Oh God, am very amateur with the "heaven" of this things at all. Bahasa lainnya itu adalah rempong, Cyin!. Baiklah, alhamdulillahnya saya punya teman-teman yang berbaik hati bersedia memberikan contoh proposal kegiatan pengajuan dana. Terima kasih Siska dan Isana (icha). Proposal pun siap. Proposal disebar dan disaat yang bersamaan hati saya berbuncah dan bersyukur berbalut bangga. Wahai Mahasiswa yang berkesempatan untuk mengurus serangkaian birokrasi seperti ini, kita sepantasnya beruntung dan bersabar. Iya...bersabar...

Tantangan 2:
Tiba saatnya untuk siap-siap buat visa ke Kedutaan Besar Belanda.
Karena ini kali pertama saya, saya untungnya sudah persiapkan passport (iyalah harus). Ada cerita yang bagus nih. Bagi peserta ISCOMS ternyata tidak perlu appointment di website kedubes Belanda. Karena in case kalau appointment di web itu kita harus memasukkan data nomor passport dengan benar (kalau salah input tidak bisa buat visa selama 6 bulan ke depan) dan menjadwalkan kehadiran di waktu tertentu yang sering memakan waktu yang lama, sehingga visa kita pun akan lama untuk diproses. Saya merasa bersyukur karena jadi salah satu peserta ISCOMS karena bagi kami peserta yang telah diberikan modal Letter of Acceptance dan Letter of Recommendations, tidak perlu apppointment. Langsung datang ke Kuningan saja. Lalu free of charge alias tidak ada dana untuk membayar visa karena masih student, menurut Miss cantik di kedubes katanya karena saya dari Universitas Indonesia. But i think it's cause of me as student. Tidak apa-apa..Yeay! Terima kasih untuk Papa tersayang udah mau nemenin buat visa :*
Visa memakan waktu proses 3 hari ya.
The awkward moment was i met Noval accidently wkwk. First time ketemu kok malah di kedubes haha. Sebenarnya jadwal hari itu adalah sehari lebih mundur dibandingkan jadwal pengambilan visa saya, karena dari tertanggal jadwal semestinya saya berkesempatan hajatan di kampus. Gaya banget gitu, menyambut mahasiswa dari University of Groningen yang ke kampus. Saya tidak menyia-nyiakannya tapi tidak sempat minta kontak mereka untuk janjian ketemu Juni nanti *sad*.

May 2015,
Kembali fokus dengan sidang skripsi road to S.Si. Terhitung 1 month left to departure. Checklist ISCOMS untuk visa (done), proposal dana (done with remburs system), tiket pesawat (on progress), dan sidang (H-5).

May 2015 (yet),
Sidang Dia Septiani menuju S.Si
Sidang hitungan hari. Saya ingat hari itu tanggal 27 Mei 2015. Sidang penentuan. Saya sidang dengan penguji 1, beliau berhalangan hadir pada jadwal sidang di kesepakatan awal alhasil rearranged schedule dan terbitlah tanggal 29 sebagai hari sidang saya. Alhamdulillahirobbilaalamin saya lulus. Alhamdulillah lagi saya bisa mencapai predikat yang saya inginkan. 
Akhirnya Dia lulus ya, Ma :"") meski saat-saat ini jadi ga sebahagia kalau lengkap. Saya tetap bersyukur. Terima kasih Papa, Bubu, Cranberries dll :* 

Selesai sidang, di hari itu juga tepat H-4 keberangkatan ke Belanda. Seinget saya, beli tiket pesawat sudah seminggu yang lalu (sebelum sidang), sungguh saya lupa akan hal ini.
Terima kasih untuk Mas service counter di GIA, Masnya baik banget. Mas tersebut memberitahukan harga tiket promo garuda CGK-AMS pp yang lebih murah dibandingkan harga yang akan saya book di internet. Terima kasih ya Mas, memang Jumat penuh berkah dan semoga Masnya dilimpahkan berkah. Juga buat Papa saya yang bayarin tiketnya, dapat berkah berlipat-lipat ganda ya Allah, aamiin.

End of May 2015,
Mendekati H-2 keberangkatan. Saya belanja. On my shopping list are jacket, clothes, jacket, clothes, etc. Meski summer di Amsterdam dan sekitarnya, tapi weather forecast berkata lain bagi saya. Suhu mencapai 10-11 derajat celcius. Suhu Bandung- Puncak disertai angin cukup mirip. Who knows orang seperti saya bakal kedinginan meski tangtopan aja terkadang gerah.
All the checklist for ISCOMS (done).

(still) May 2015, now 30th
Besok flight pukul 23.59 malam. All ready packaged and prepared well. Sempat tanya-tanya anak ISCOMS yang sudah sampai Amsterdam, ternyata kondisi di sana windy, colder, so they said that i suppose to bring a lots of socks. Well ok. 

31st May 2015, 
Berangkat dari Bekasi pukul 15.30 WIB. Diantarkan Papa dan Bang Adi. Terima kasih kembali bagi Papa dan bang adi juga. Sampai bandara maghrib. Makan dan sholat sambil menunggu Noval yang akan sampai bandara juga agak lebih telatan dari saya. 
Last check in pukul 22.00. Sebelum pukul 22.00 adalah saat teromantis yang pernah saya rasakan terhadap Papa saya. Saya izin berangkat, cipika-cipiki, berpelukan. Tapi entah perasaan excited saya yang berbuncah mungkin jadi rasanya keberangkatan Jakarta-Amsterdam berasa Jakarta-Makassar. Sungguh. 
Oya the sweetest moment: sebelum berangkat ketika di rumah, saya merasa seperti tidak flight ke luar negeri. Pakai baju tipis, celana tipis, jilbab instant, cuma kaos kaki dan jaket sebagai penghangat. Papa saya sampai bilang, "Kamu ke Amsterdam udah kayak pulang kampung". Sedih-sedih lucu sebenarnya haha. Well akhirnya pakai additional jacket lagi. Thanks Pap :"). 
Singkat cerita waktu menunggu di lounge hingga boarding. Sempat banyak tragedi-tragedi lah di bandara. Mulai dari sok tau arah gate 5 alhasil nyasar muter-muter, antri imigrasi, air botol mineral yang tidak boleh lebih 350cc (di sini Noval kembung haha), curhatan mas-mas satu keberangkatan yang ditipu bayar passport, sampai ketemu bule Belanda beserta orang Indonesia lainnya yang ada di lounge menunggu boarding. Saat itu saya merasa tatkala tengah malam seperti ini, banyak sekali manusia yang tidur dan juga ada yang bersiap diri untuk meluncur ke suatu tempat yang jauh. Sungguh ramai sekali flight GIA CGK-AMS malam itu. Lalu pamit telepon ke Papa dan Bubu kalau kami siap boarding. Bismillah ✈

***
Akhir Part 1 ini adalah saat Saya di Indonesia dan segala persiapan. Berarti, part 2 selanjutnya kita sudah ketemu di Amsterdam, ya! 
Be danké!

Tidak ada komentar: